PROSES AKULTURASI KERUANGAN KOMUNITAS MUSLIM KAMPUNG JAWA DI PERKOTAAN TABANAN BALI
DOI:
https://doi.org/10.32630/sukowati.v3i2.77Kata Kunci:
adaptasi, akulturasi, keruangan, interaksi, prosesAbstrak
Aturan adat Bali mengatur pemanfatan ruang sebagai wujud aturan palemahan dalam konsep Tri Hita Karana. Kedatangan migran Muslim ke kawasan perkotaan Tabanan membentuk komunitas Muslim Kampung Jawa yang merupakan komunitas Muslim terbesar di kawasan perkotaan Tabanan dan masih eksis hingga saat ini. Tingginya intensitas interaksi Muslim dan warga Hindu mengakibatkan terjadinya akulturasi keruangan terkait dengan aturan palemahan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan proses akulturasi keruangan komunitas Muslim di perkotaan Tabanan Bali. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan kawasan Kampung Jawa sebagai unit kasus. Pengumpulan data bukti-bukti kasus diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam kepada narasumber yang dinilai memiliki pengetahuan terhadap ragam dan proses akulturasi keruangan yang terjadi dan didukung dengan data sekunder lainnya. Penelitian ini menemukan adanya proses dan waktu pembentukan yang berbeda-beda pada tiap ragam akulturasi keruangan yang terjadi. Akulturasi keruangan komunitas Muslim Kampung Jawa di perkotaan Tabanan menempuh beberapa tahapan proses, yaitu: (1) interaksi sosial, (2) pemahaman Muslim terhadap Hindu, (3) Adaptasi Muslim, (4) pemahaman warga Hindu terhadap Muslim, (5) akulturasi, dan (6) perluasan ruang, pelaku, dan ragam akulturasi keruangan.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2019 Rahma Rizqyani, Agam Marsoyo

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.